Cerita
yang paling enak buat di ceritain itu saat kita masih jaman putih abu-abu, sama
halnya cerita ini, ya walaupun udah banyak yang nyeritain pengalaman pribadi
saat SMA buat di jadiin cerita. (hehe..)
SMA Unggulan An-nur sebuah SMA yang juga
mengharuskan Siswa-Siswinya tinggal di asrama, hampir mirip dengan Pondok
Pesantren tapi SMA ku ini seperti SMA biasa lainnya. SMA Unggulan An-nur adalah
sekolah swasta yang masih 1 tahun berdiri saat itu, entah kenapa Pendiri atau
Pemilik menyisipkan kata Unggulan padahal
sekolah ini masih belum meluluskan satupun siswa-siswinya karena belum ada
kelas 3 saat itu dan juga sekolah ini masih belum terakreditasi, (haha..).
Kalau dipikir pikir memang sedikit nekat, mungkin yang membuat SMA Unggulan
An-nur menyisipkan kata Unggulan adalah
:
- SMA ini memiliki Asrama untuk Siswa-Siswi
(Terpisah..),
- Fasilitas olahraga yang lengkap, bahkan GOR
Bulutangkispun ada rata-rata SMA Negeri tidak punya,
- Fasilitas belajar pun lengkap,
- Ruang buat latihan Band Sekolah,
- Ruang makan dan 3 makan yang sudah di sediakan
untuk Siswa-siswinya.
Itu
dari beberapa keunggulan SMA Unggulan
An-nur, tapi yang paling membuat saya kagum Pendiri sekaligus Pemilik Sekolah
adalah Seorang mentri luar negeri Indonesia untuk Malaysia kerenkan
jarang-jarang saya bisa sekolah di SMA milik Pak Mentri (haha..). Tapi alasan
saya ingin bersekolah disana yaitu ingin merasakan sekolah yang berasrama dan
ingin tahu kegiatannya apa saja yang bisa saya lakukan disana.
Walaupun
SMA swasta tapi disana tetap ada proses seleksi ujian masuk pikirku ini SMA
bener-bener High Class banget. Proses
ujian tulis sih normal seperti SMA Negeri pada umumnya, tinggal besok menunggu
pengumuman. Oh iya, SMA Unggulan An-nur ini jarak dari rumah saya sangat jauh
saya diantar Bapak pake motor dan berangkat jam 5 pagi karena saya telat
daftar. Pendaftaran sebenernya sudah ditutup dari kemarin tapi Bapak saya masih
nekat aja nganterin saya dan yang paling parahnya saya sendiri lupa bawa jaket,
pokoknya dingin banget soalnya saya hanya pakai seragam SMP saja. Berbekal
persaratan seadanya Bapak saya menyerahkannya ke Meja Mba-mba “Daftar Ulang”.
“Maaf
ini apa ya?” Tanya Mba “Daftar Ulang” itu heran, jelas heran soalnya jam 6 pagi
kita dateng sambil membawa berkas-berkas lengkap,
“Ini
persyaratan anak saya, pendaftaran masih dibukakan?” tanya Bapak saya tegas,
saya gak bisa melihat ekspresi muka
Bapak saya karena saya di belakang sambil menggigil kedinginan.
“untungnya
masih dibuka pak, pendaftaran di tutup jam 7.30 soalnya Ujian di mulai jam
8.00” penjelasan dari Mba tersebut sedikit buat saya lega, gak sia-sia nahan dinginnya angin dari jam 5-6 pagi. “Silahkan isi
formulir pendaftaran ini pak” sambung Mba tersebut sambil menyerahkan selembar
kertas.
Ini
beberapa dialog saya sama bapak saya,
“pilih
di asramakan atau tidak?” tanya Bapak, “terserah” jawabku masih kedinginan,
“mending
pilih asrama aja, kalau pilih tidak harus ngisi kolom alesan males mikirnya,
hahaha” ya penjelasan yang cukup logis,
“Pak,
itu persyaratan harus foto berwarna. foto yang kita bawa kan foto hitam putih?”
tanya saya, “ini juga berwarna, klo tulisannya berwarna khusus baru ada warna pelangi, hahaha” jawab Bapak santai.
Secara
keseluruhan kita mengisi formulir sambil bercanda semuanya di bikin lucu,
setelah semuanya selesai di isi lengkap terus diserahkan beserta persyaratan
yang harus dikumpulkan dan Mba “Daftar Ulang” gak mempermasalahkan foto semua aman, tinggal nunggu jam 8.00 untuk
pelaksanaan ujian tulis.
Pelaksanaan Ujian tulis selesai meski telat 15 menit,
yang menarik setelah selesai Ujian semua calon siswa-siswi saling ngobrol sama
teman yang satu SMP dan beberapa langsung ngobrol dengan orang tua atau Kakak
yang mengantar mereka sementara perbedaan dengan saya,
- Gak
ada teman satu SMP soalnya teman-teman SMP gak
ada yang tahu SMA Unggulan An-nur,
- Bapak saya pulang pas ujian baru akan dimulai
karena harus kerja,
- Bapak hanya ngasih uang saku kalau saya mau makan
dan uang untuk ongkos pulang,
- Saya belum tahu harus naik Angkutan Umum yang
mana.
Akhirnya saya sendirian mirip anak hilang, tapi
yang paling risih saat para calon Siswa-Siswi melihat ke arahku karena seragam
SMP saya memang beda dari SMP lain, yang lain semuanya putih biru sedangkan seragam saya
baju putih dengan celana warna cream benar-benar seneng banyak yang liatin
(hahaha... sampai GR saya).
bersambung... (nanti dilanjut)