Rabu, 29 Januari 2014

SMA Unggulan An-nur dan Ujian Tulis

Cerita yang paling enak buat di ceritain itu saat kita masih jaman putih abu-abu, sama halnya cerita ini, ya walaupun udah banyak yang nyeritain pengalaman pribadi saat SMA buat di jadiin cerita. (hehe..)

SMA Unggulan An-nur sebuah SMA yang juga mengharuskan Siswa-Siswinya tinggal di asrama, hampir mirip dengan Pondok Pesantren tapi SMA ku ini seperti SMA biasa lainnya. SMA Unggulan An-nur adalah sekolah swasta yang masih 1 tahun berdiri saat itu, entah kenapa Pendiri atau Pemilik menyisipkan kata Unggulan padahal sekolah ini masih belum meluluskan satupun siswa-siswinya karena belum ada kelas 3 saat itu dan juga sekolah ini masih belum terakreditasi, (haha..). Kalau dipikir pikir memang sedikit nekat, mungkin yang membuat SMA Unggulan An-nur menyisipkan kata Unggulan adalah :
  1. SMA ini memiliki Asrama untuk Siswa-Siswi (Terpisah..),
  2. Fasilitas olahraga yang lengkap, bahkan GOR Bulutangkispun ada rata-rata SMA Negeri tidak punya,
  3. Fasilitas belajar pun lengkap,
  4. Ruang buat latihan Band Sekolah,
  5. Ruang makan dan 3 makan yang sudah di sediakan untuk Siswa-siswinya.

Itu dari beberapa keunggulan SMA Unggulan An-nur, tapi yang paling membuat saya kagum Pendiri sekaligus Pemilik Sekolah adalah Seorang mentri luar negeri Indonesia untuk Malaysia kerenkan jarang-jarang saya bisa sekolah di SMA milik Pak Mentri (haha..). Tapi alasan saya ingin bersekolah disana yaitu ingin merasakan sekolah yang berasrama dan ingin tahu kegiatannya apa saja yang bisa saya lakukan disana.

Walaupun SMA swasta tapi disana tetap ada proses seleksi ujian masuk pikirku ini SMA bener-bener High Class banget. Proses ujian tulis sih normal seperti SMA Negeri pada umumnya, tinggal besok menunggu pengumuman. Oh iya, SMA Unggulan An-nur ini jarak dari rumah saya sangat jauh saya diantar Bapak pake motor dan berangkat jam 5 pagi karena saya telat daftar. Pendaftaran sebenernya sudah ditutup dari kemarin tapi Bapak saya masih nekat aja nganterin saya dan yang paling parahnya saya sendiri lupa bawa jaket, pokoknya dingin banget soalnya saya hanya pakai seragam SMP saja. Berbekal persaratan seadanya Bapak saya menyerahkannya ke Meja Mba-mba “Daftar Ulang”.

“Maaf ini apa ya?” Tanya Mba “Daftar Ulang” itu heran, jelas heran soalnya jam 6 pagi kita dateng sambil membawa berkas-berkas lengkap,

“Ini persyaratan anak saya, pendaftaran masih dibukakan?” tanya Bapak saya tegas, saya gak bisa melihat ekspresi muka Bapak saya karena saya di belakang sambil menggigil kedinginan.

“untungnya masih dibuka pak, pendaftaran di tutup jam 7.30 soalnya Ujian di mulai jam 8.00” penjelasan dari Mba tersebut sedikit buat saya lega, gak sia-sia nahan dinginnya angin dari jam 5-6 pagi. “Silahkan isi formulir pendaftaran ini pak” sambung Mba tersebut sambil menyerahkan selembar kertas.

Ini beberapa dialog saya sama bapak saya,

“pilih di asramakan atau tidak?” tanya Bapak, “terserah” jawabku masih kedinginan,

“mending pilih asrama aja, kalau pilih tidak harus ngisi kolom alesan males mikirnya, hahaha” ya penjelasan yang cukup logis,

“Pak, itu persyaratan harus foto berwarna. foto yang kita bawa kan foto hitam putih?” tanya saya, “ini juga berwarna, klo tulisannya berwarna khusus baru ada warna pelangi, hahaha” jawab Bapak santai. 

Secara keseluruhan kita mengisi formulir sambil bercanda semuanya di bikin lucu, setelah semuanya selesai di isi lengkap terus diserahkan beserta persyaratan yang harus dikumpulkan dan Mba “Daftar Ulang” gak mempermasalahkan foto semua aman, tinggal nunggu jam 8.00 untuk pelaksanaan ujian tulis. 

Pelaksanaan Ujian tulis selesai meski telat 15 menit, yang menarik setelah selesai Ujian semua calon siswa-siswi saling ngobrol sama teman yang satu SMP dan beberapa langsung ngobrol dengan orang tua atau Kakak yang mengantar mereka sementara perbedaan dengan saya,
  1. Gak ada teman satu SMP soalnya teman-teman SMP gak ada yang tahu SMA Unggulan An-nur,
  2. Bapak saya pulang pas ujian baru akan dimulai karena harus kerja,
  3. Bapak hanya ngasih uang saku kalau saya mau makan dan uang untuk ongkos pulang,
  4. Saya belum tahu harus naik Angkutan Umum yang mana.

Akhirnya saya sendirian mirip anak hilang, tapi yang paling risih saat para calon Siswa-Siswi melihat ke arahku karena seragam SMP saya memang beda dari SMP lain, yang lain semuanya putih biru sedangkan seragam saya baju putih dengan celana warna cream benar-benar seneng banyak yang liatin (hahaha... sampai GR saya).

bersambung... (nanti dilanjut)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar